Search This Blog

Sunday, January 27, 2008

Subaru Boxer-Turbo-Dieselmotor


Subaru memperkenalkan boxer 4-zylinder turbo engine, yang akan
di perdagangkan di benua eropa. Mesin baru ini mempunyai 5 buah transmisi dan dapat mengalirkan tenaga mesinnya ke seluruh roda-rodanya. Model mesin ini akan terus dikembangkan oleh subaru.

Salah satu Spesifikasi subaru-boxer ini adalah getaran yang dihasilkan mesin sangat halus. Untuk mencapai kondisi optimal pembakaran mesin Diesel dengan perbandingan ruang mesin bensin maka pada ruang mesin boxer memiliki piston stroke travel 11 milimeter lebih tinggi dan silinder lebih pendek 6 milimeter. Dengan struktur seperti ini tenaga mesin menjadi lebih bertenaga tanpa merubah besar diameter silinder. Perubahan lainnya adalah diperpendeknya jarak silinder sebesar 98,4 milimeter. Jarak silinder ini digunakan pada mesin bensin (subaru) yang mempunyai 6 silinder. Jarak antar silinder pada mesin bensin (subaru) 4 silinder berjarak 113,0 milimeter. Perpendekan jarak antara silinder ini memperpendek keseluruhan Block-mesin sebesar 61,3 milimeter dan membuat struktur mesin lebih solid. Dengan berkurangnya panjang blok mesin maka mesin boxer-diesel ini menjadi 10 kilogram lebih ringan. Untuk percampuran bahan bakar pada ruang bakar mesin ini menggunakan teknologi Common-rail-system, yang mempunyai tekanan sebesar 1800 bar.

Data teknik pada mesin boxer diesel sebelumnya mempunyai 1.998cc dengan daya 110 kw dan mempunyai torque sebesar 350 Nm pada putaran mesin 1800 putaran/menit. Rata rata konsumsi bahan bakar sebanyak 5,6 liter dengan jarak tempuh 100 kilometer dengan kecepatan maksimum 208 km/jam.

Struktur mesin boxer menghasilkan getaran yang sangat halus karena struktur silinder berhadapan antara satu dan yang lainnya ,yang mengakibatkan piston bergerak kekanan dan kekiri sehingga dapat mengurangi getaran mesin secara optimal. Pergerakan piston seperti ini tidak di temui pada mesin dengan susunan silinder konventional maupun V-engine. Selain itu konstruksi sasis dan karoserie mengalami perubahan guna mengurangi getaran yang dihasilkan mesin boxer ini, sehingga getaran mesin dapat diserap oleh casis dan karoserie mobil yang dapat mengurangi suara kendaraan. Sumber : http://bengkelmasboy.com/subaru-boxer-dieselmotor/



Introducing AERA's new quarterly publication

Over the next few months, you will be reading a great deal about the launch of AERA’s new quarterly publication Engine Professional (EP). EP will replace monthly ShopTalk and offer readers a good deal more content. EP is scheduled to debut January 2008 and will be packed with an initial 48 pages of technical information.

What separates EP from all other publications is our focus. Technical articles will cover real shop issues and solutions to those issues. AERA has the luxury of a three-man technical department that fields hundreds of call requests for engine specs, machining practices, assembly procedures and a myriad of problem resolutions for almost every type of engine imaginable. Our tech department will be intimately involved in supplying EP with the most helpful, relevant and beneficial content possible. Coupled with the tech department will be AERA member contributions. A quick scan through the AERA membership roster and you will see many who are leaders in specialty engine and component development. We intend to involve these specialists to offer readers of EP information that otherwise may be difficult to obtain. We will not overlook non-member contributions in our quest to inform our readers. There are many technologies which impact engine building that will be of importance to shops. We will include such content as it directly relates to shop needs. AERA is all about engine data supply so you can imagine how excited we are to embark on this new publication.

Besides supplying engine information, the AERA Board of Directors has always sought the most efficient and effective way to tell the AERA story to a greater audience. Many proposals have been advanced and discussed but all required funding well beyond our ability to achieve it. We see EP as the tool to reach a much broader base of engine builder. One leftover from the RPM Show was a well-sorted list of engine specialists. Many of these individuals and businesses didn’t know about AERA or what we are all about. I would have to honestly say that many still do not but this will change as these very same specialists fold into our new EP readership. New vendors and non-member shops will read about the deep level of services AERA provides. Readers will see first hand the depth of understanding AERA has for complex engine issues and that we have solutions for them. We think EP will be the first publication to be read and the last to be discarded. Because of the nature of content, it is likely that issues will be archived as reference material.

Lastly, AERA wants to inform as many interested people as possible about special AERA events. Regional conferences, training opportunities or anything important to our industry must be shared with all haste. Combined with the AERA website, EP will be a complimentary tool to inform AERA members and the industry at large. We hope you enjoy this new publication as much as we will enjoy bringing it to you.



John Goodman
President
AERA - Engine Builders Association
http://www.aera.org/ep/index.html
 

Evolving engine technology

Don't look now, but the engine under your hood is changing. That's right, it's going through a metamorphosis. lust as a caterpillar "morphs" into a butterfly, your engine is going to improve during the process of evolution. It's becoming more sophisticated, to catch up with the technology of the accessories and components engineers have been hanging on it.

For years, Detroit and the import manufacturers have created high-tech gadgets and gizmos for better performance and lower emissions, and incorporated them into old-engine designs with old-engine technology. Yes, there were some bold steps forward over the years, but the general architecture of the engine stayed about the same.
In more recent times, the demand to meet even stricter emissions standards has fueled a frantic effort bv engineers to modify engines to pass these tougher specs. While many devices and systems were quickly developed to overcome or rectify emissions problems created by engines, little time and effort was spent to eliminate the problems at the engine itself. Until now.

Every auto manufacturer today is advancing the technological design of its engines by leaps and bounds. Let's take a look at some of the more recent examples of modem engine architecture.

New Olds V6

Oldsmobile has developed a new 3.5liter twin-cam 90 deg V6 engine for the 1999 Intrigue GLS, replacing the 3800 V6 currently used. It will be standard in all Intrigue models by the end of '99. This latest engine, a derivative of the 4.0-liter Aurora V8, is a showcase of GM's technology and foreshadows future trends of engine development.

Smber : http://findarticles.com/p/articles/mi_qa3828/is_199808/ai_n8818673
Motor, Aug 1998 by Nash, Tom

Wednesday, January 23, 2008

Budi Daya Jarak Pagar


Budi Daya Jarak Pagar
untuk Sumber Energi Masa Depan



arak pagar merupakan tanaman serbaguna dan tahan terhadap kekeringan. Sebelumnya tanaman ini hanya dimanfaatkan sebagai sumber kayu bakar, untuk merehabilitasi lahan yang tererosi, atau sebagai pagar hidup. Namun akhir-akhir ini jarak pagar menjadi pusat perhatian karena dapat menjadi sumber energi alternatif selain sebagai bahan baku industri sabun dan kosmetik.


Jarak pagar tersebar luas di daerah tropis dan subtropis, pada daerah dengan ketinggian 0-1.700 m dpl dan suhu 11-38oC. Kisaran curah hujan daerah penyebarannya bervariasi antara 200-2.000 mm/tahun, tetapi ada pula yang sampai lebih dari 3.000 mm/ tahun seperti di Bogor, Sumatera Barat, dan Minahasa. Namun demikian, jarak pagar akan tumbuh secara optimal pada daerah dengan curah hujan 900-1.200 mm/tahun. Jarak pagar sensitif terhadap cuaca yang sangat dingin (frost), tetapi toleran terhadap panjang hari (daylength). Jarak pagar dapat beradaptasi dengan baik pada kondisi



Jarid dan semiarid, sehingga mampu bertahan dari kekeringan selama 3 tahun berturut-turut dengan cara menggugurkan daunnya untuk mengurangi transpirasi. Jarak pagar dapat tumbuh pada semua jenis tanah, tetapi pertumbuhan terbaik dijumpai pada tanah ringan atau lahan dengan drainase dan aerasi yang baik (terbaik mengandung pasir 60-90%). Tanaman ini dijumpai pula pada daerah berbatu, berlereng pada perbukitan atau sepanjang saluran
air dan batas kebun. Jarak pagar yang ditanam pada tanah bertekstur lempung berpasir menghasilkan biji lebih tinggi daripada yang ditanam pada tanah bertekstur lainnya. Jarak pagar dapat tumbuh pada tanah dengan ketersediaan air dan unsur hara terbatas atau lahan
marginal. Lahan dengan drainase yang baik merupakan tempat yang ideal bagi tanaman ini untuk tumbuh dan berproduksi secara optimal. Bila perakarannya sudah berkembang, jarak pagar toleran terhadap kondisi tanah masam atau alkalin.




Pembibitan


Penggunaan bibit yang baik diharapkan akan menghasilkan tanaman dengan pertumbuhan dan produksi yang baik pula. Bahan tanaman jarak pagar dapat berasal dari biji atau setek. Untuk tujuan memproduksi minyak sebaiknya digunakan bibit dari biji karena tanaman dapat hidup lebih lama dan produksinya lebih tinggi daripada tanaman asal setek. Namun untuk tanaman pagar atau pencegah erosi dapat langsung ditanam dari biji atau setek. Benih sebaiknya berasal dari kebun induk.


PLTN Pilihan Sumber Energi Masa Depan

PLTN Pilihan Sumber Energi Masa Depan Kompas (Kompas Cyber Media)
Jakarta, Kompas - Pembangkit listrik tenaga nuklir yang direncanakan akan dibangun dan dioperasionalkan di Semenanjung Muria, Jawa Tengah, pada 2017, merupakan pilihan sumber energi listrik bagi masa depan Indonesia. Dalam perencanaan pembangunannya harus dijamin manfaat dan penggunaan energi nuklir itu benar-benar dapat diandalkan, serta menjamin keamanan baik tingkat nasional maupun internasional.
Direktur Jenderal Badan Energi Atom Internasional (IAEA) Mohamed ElBaradei dalam ceramah umum di Jakarta, Jumat (8/12), menegaskan, "Aspek kunci dalam penggunaan energi nuklir saat ini meliputi keselamatan dan keamanan teknologi yang dipergunakan, kemudian aspek penanganan limbah serta penolakan proliferasi, yakni penggunaannya untuk persenjataan nuklir."
Peraih Penghargaan Nobel Perdamaian PBB (2005) ini mengaku, kiprahnya di lembaga IAEA adalah mencegah penggunaan energi nuklir untuk militer dan menjamin penggunaan nuklir untuk perdamaian melalui penggunaan yang paling aman.
ElBaradei menjabat Direktur Jenderal IAEA sejak 1997. Pada September 2005, ElBarradei ditetapkan untuk ketiga kalinya menjabat posisi tersebut dan kini memperoleh sedikit tentangan, khususnya dari Amerika Serikat. Alasan yang dikemukakan, antara lain posisi penting itu harus dijabat paling banyak dua periode.
Beberapa alasan saat ini untuk mempergunakan energi nuklir sebagai pembangkit tenaga listrik, lanjut ElBaradei, untuk menekan emisi karbon seperti dihasilkan pada penggunaan bahan bakar fosil. Dia juga memaparkan, saat ini terjadi kesenjangan dalam penggunaan listrik.
"Sampai hari ini ada 1,6 miliar penduduk dunia yang tidak dapat mengakses listrik. Kemudian, 2,4 miliar penduduk masih menggunakan bahan bakar biomas secara tradisional karena tidak dapat mengakses bahan bakar modern," kata ElBaradei.
Di Nigeria, lanjut dia, konsumsi listrik per kapita 70 kwh (kilowatthour) per tahun atau rata- rata setiap warga memperoleh 8 watt per hari. Di Indonesia masih mencapai 530 kwh per tahun. Namun, jumlah ini masih di bawah rata-rata konsumsi listrik per kapita di negara-negara berkembang yang mencapai 8.600 kwh per tahun.
"Indonesia sebagai negara berpenduduk terbesar keempat di dunia, dan negara yang kaya akan sumber daya alam, akan menghadapi persoalan energi yang kompleks," lanjutnya.
Menurut ElBarradei, ada dua aspek penting untuk dipertimbangkan. Saat ini, 70 persen penduduk dunia ada di negara-negara berkembang. Sementara itu, IAEA menyatakan bahwa peningkatan penggunaan energi nuklir akan membantu pemenuhan kebutuhan energi listrik dunia. Dengan dua aspek tersebut, ElBaradei tetap menekankan pentingnya aspek keselamatan dan keamanan dalam penggunaan teknologi nuklir yang mampu mengurangi emisi karbon tersebut.
Untuk perkembangan masa depan, sumber energi nuklir ini akan menjadi isu sentral berbagai kebijakan lingkungan secara global. Indonesia sejak 2004 lalu sudah menjalin kerja sama teknis dengan IAEA. IAEA mendukung langkah-langkah persiapan Indonesia untuk penggunaan teknologi nuklir tersebut.

Pengawasan

Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir Sukarman Aminjoyo menyatakan, penerapan teknologi nuklir di Indonesia sudah dipersiapkan cukup lama. Di antaranya dengan mengembangkan reaktor nuklir untuk riset yang pertama sejak 1964 di Bandung.
"Artinya, pengawasannya pun sudah berjalan cukup lama dan hasilnya bagus," kata dia.
Selain di Bandung, saat ini terdapat dua reaktor nuklir untuk riset di Yogyakarta dan Serpong, Tangerang. Keberadaan reaktor- reaktor nuklir skala riset tersebut selalu diinspeksi.
Terkait rencana pembuatan PLTN di Semenanjung Muria yang akan dimulai proses tender pada 2007-2008, Sukarman menyatakan, saat ini sudah dilimpahkan rencana peraturannya kepada presiden. Akhir 2006 diharapkan dapat disetujui peraturan tersebut, sehingga proses persiapan realisasi PLTN dapat segera ditempuh. (NAW)

Monday, January 21, 2008

Energi Angin

Karena matahari memanaskan permukaan bumi secara tidak merata, maka terbentuklah angin. Energi kinetik dari angin dapat digunakan untuk menjalankan turbin angin, beberapa mampu memproduksi tenaga 5 MW. Tenaga keluaran adalah fungsi kubus dari kecepatan angin, maka turbin tersebut paling tidak membutuhkan angin dalam kisaran 5,5 m/d (20 km/j), dan dalam praktek sangat sedikit wilayah yang memiliki angin yang bertiup terus menerus. Namun begitu di daerah pesisir atau daerah di ketinggian, tersedia angin yang cukup konstan.

Pada 2005 telah ada ribuan turbin angin yang beroperasi di beberapa bagian dunia, dengan perusahaan "utility" memiliki kapasitas total lebih dari 47.317MW [1]. Kapasitas merupakan output maksimum yang memungkinkan dan tidak menghitung "load factor".

Ladang angin baru dan taman angin lepas pantai telah direncanakan dan dibuat di seluruh dunia. Ini merupakan cara penyediaan listrik yang tumbuh dengan cepat di abad ke-21 dan menyediakan tambahan bagi stasiun pembangkit listrik utama. Kebanyakan turbin yang digunakan menghasilkan listrik sekitar 25% dari waktu (load factor 25%), tetapi beberapa mencapai 35%. Load factor biasanya lebih tinggi pada musim dingin. Ini berarti bahwa turbin 5MW dapat memiliki output rata-rata 1,7MW dalam kasus terbaik

Thursday, January 17, 2008

HYDROPOWER

Tenaga air (Inggris: 'hydropower') adalah energi yang diperoleh dari air yang mengalir. Pada dasarnya, air di seluruh permukaan Bumi ini bergerak (mengalir). Di alam sekitar kita, kita mengetahui bahwa air memiliki siklus. Dimana air menguap, kemudian terkondensasi menjadi awan. Air akan jatuh sebagai hujan setelah ia memiliki massa yang cukup. Air yang jatuh di dataran tinggi akan terakumulasi menjadi aliran sungai. Aliran sungai ini menuju ke laut.
Di laut juga terdapat gerakan air, yaitu gelombang pasang,ombak, dan arus laut. gelombang pasang dipengaruhi oleh gravitasi bulan, sedangkan ombak disebabkan oleh angin yang berhembus di permukaan laut dan arus laut di sebabkan oleh perbedan kerapatan (massa jenis air), suhu dan tekanan, serta rotasi bumi.
Tenaga air yang memanfaatkan gerakan air biasanya didapat dari sungai yang dibendung. Pada bagian bawah dam tersebut terdapat lubang-lubang saluran air. Pada lubang-lubang tersebut terdapat turbin yang berfungsi mengubah energi kinetik dari gerakan air menjadi energi listrik. Energi listrik yang berasal dari energi kinetik air disebut "hydroelectric". Hydroelectric ini menyumbang sekitar 715.000 MW atau sekitar 19% kebutuhan listrik dunia. bahkan di Kanada, 61% dari kebutuhan listrik negara berasal dari Hydroelectric.
Saat ini para peneliti juga mencari kemungkinan hydroelectric yang berasal dari arus laut dan gelombang pasang. Semoga hal tersebut berhasil dan kita dapat memelihara Bumi yang kita cintai ini.